Menyaksikan Cinta Pergi

Diposting oleh Imallarangeng

Malam itu sugguh sulit untuk memejamkan mata, fikirku terus tertuju pada satu titik terang yang membuatku terus meresah menanti jam menunjukkan pukul 04.00 am. Dini hari ini telah sampai pada pukul 02.30, setidaknya kurang lebih selama empat jam aku mencoba memejamkan mata, namun tetap tak dapat terlelap. kesederhanaannya dirinya, kehidupannya, wajahnya yang cukup cantik, serta mimpi itu membaur menjadi satu, berputar mengikuti rotasi putaran bumi yang semakin cepat merasuki hati dan fikiranku, wajah yang dulu tak mampu kupandang kini telah tampak semakin jelas walaupun masih samar-samar. semua itu terus mengusik hati dan fikiranku. Tak kusangka Cinta itu ternyata telah terlahir untuknya, rasa takut kehilangannya, rasa membutuhkannya,rasa ingin menjaga dan melindunginya, rasa kecemasan, rasa ingin bertemu semakin mencuat padanya, ini pertanda bahwa rasa sayang itu telah tumbuh beriring setiap bertambahnya detik-detik waktu. saat ini tak ada alasan lagi untuk tidak menyayanginya, dia telah mampu membunuh kekosongan jiwaku. menentramkan hatiku disaat bersamanya, ketika memandangnya, dan bercakap dengannya walaupun itu hanya lewat telepon.

besok ia akan kembali ke Paris Van Java menyelesaikan sisa-sisa waktu pendidikannya di IPDN yang tak kurang dari Tiga bulan. begitu cepat rasanya waktu berlalu, sekali lagi waktu menguji kesabaranku menanti ia kembali. sedih, bangga, tak rela tengah berkolaborasi di dalam jiwa melahirkan irama hati yang kacau.***

Tak ada yang berubah, sejak dahulu hingga saat ini ternya waktu tak pernah dapat di ajak kompromi, akupun bergegas bangun dan bersiap menuju bandara internasional hasanuddin hanya untuk melihat kekasih hatiku pergi. kekasih bukan berati ada status, bagiku kekasih hati adalah wanita yang aku sayangi dan cintai walaupun itu tak terbalas. selama aku masih menyayangi dan mencintainya, ia akan tetap menjadi kekasih hatiku..***

ternyata aku juga sudah terlambat untuk menemuinya, sms nya telah terkirim padaku bahwa sekarang ia telah berada di pesawat yang akan mengantarkannya dengan selamat kejakarta, Insya Allah.. Tatapanku kosong membayangkan aku dan dia berada dalam jarak yang begitu jauh, hatiku pun bertanya entah kapan lagi aku bisa menikmati Teh Buatannya?? apakah teh itu dapat ia suguhkan tiap pagi hari untukku?? biarkan waktu yang menjawabnya.

perlahan kumenenangkan diri dan menarik nafas yang begitu dalam, tiap nafas ini kembali lagi menyebut kebesaran Allah yang tadi sempat terhenti karena rasa kecewa karena tak mampu menemuinya. niat untuk Menyaksikan Cinta Pergi akhirnya gagal, yang ada hanya menyaksikan sisa banyangan dan jejak langkah cinta yang tak jelas lagi untuk pergi.
saat ini pesawat yang ditumpanginya telah melayang di hamparan awan yang masih bisa kulihat jelas, kini hanya Doa yang mampu kukirimkan untuk keselamatannya dan kesehatannya karena aku sadar bahwa sekarang aku tak mampu berbuat apa-apa lagi.*****